BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Salah satu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajran, anak kurang didorong untuk kemampuan
berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kebiasaan sehari-hari.
Hal ini terjadi
karena tidak digunakan strategi pembelajaran secara baik dalam setiap proses pembelajaran
dalam kelas. Oleh sebab itu suatu strategi merupakan hal penting dalam proses
pembelajran dan pencapaian hal. Meskipun pada mulanya kata strategi hanya
digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara pengunaan seluruh
kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Dewasa ini, strategi
digunakan dalam proses pembelajaran agar desain kegiatan yang telah tersusun
dapat terlaksana dan tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Strategi
pembelajaran berisi tentang rangkain-rangkain atau rencana-rencana kegiatan
yang didesain dan disusun untuk mencapai tujuan tertentu yang didalamnya telah
terdapat metode dan media yang digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan
pembelajaran.
1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan Penulisan Makalah ini yaitu;
1.
Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik strategi pembelajaran
ekspositori
2.
Untuk mengetahui dasar pertimbangan pemilihan SPE
3.
Untuk mengetahui langkah pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori
4.
Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan strategi pembelajaran
ekspositori
5.
Untuk mengetahui upaya pemecahan kasus pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN
KARAKTERISTIK STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)
2.1.1
Pengertian
Strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi
pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi "chalk
and talk".
2.1.2
Karakteristik Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik strategi
ekspositori di antaranya:
·
Strategi ekspositori dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang
mengidentikannya dengan ceramah.
·
Biasanya materi pelajaran yang disampaikan
adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
·
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan
materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir
siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang
peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini
adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran
dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
2.2
DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORY (SPE)
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik
dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu
strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi
pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai. Dalam penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh
setiap guru:
2.2.1
Berorientasi
Pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti
proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang
harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu
sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur.
Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena
tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan
strategi pembelajaran.
Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat
mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis,
mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti
tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan
itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.
2.2.2
Prinsip
Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan
dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai
dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai.
Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan
siswa berfungsi sebagai penerima pesan dan dalam
proses komunikasi ini pula, bagaimanapun
sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber
pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu
dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh.
Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala
penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan
menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan
(noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak
memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting
untuk diperhatikan. Artinya,
bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap
gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.
2.2.3
Prinsip
Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan,
terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara
fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
2.2.4
Prinsip
Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk
mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium),
sehingga mendorong mereka untuk
mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan
guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
2.3
LANGKAH
PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi
ekspositori, yaitu:
2.3.1
Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan
siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah
persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di
antaranya adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari
sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang
harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak
siswa.
Dalam pelajaran bahasa inggris, tahap persiapan
ini dapat diisi dengan berbagai hal yang menarik. Contohnya, memberikan
brainstorming dengan menyanyikan lagu bahasa inggris yang berkaitan dengan
topik pelajaran yang akan dibahas., atau dengan menampilkan gambar yang membawa
siswa menuju topik pelajaran, misalnya akan membahas tentang tenses.
Maka hal tersebut akan membuat siswa tertarik
dan penasaran dengan topik pelajaran yang akan dibahas.
2.3.2
Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian
materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus
dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran
dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan
bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4)
menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
Jika dikaitkan dengan pengajaran bahasa
inggris, guru dapat menyajikan materi dengan membacakan teks deskriptif dari
buku. Contohnya, pelajaran tenses yang diterapkan dalam teks deskriptif akan
dianggap tidak menakutkan apabila disajikan melalui metode Guessing
(tebakan) dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh siswa. Maka,
pelajaran yang awalnya menjadi momok akan dianggap menarik oleh siswa.
2.3.3
Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan
materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang
memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan
yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna
terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan
yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan
berpikir dan kemampuan motorik siswa.
Dalam pelajaran bahasa inggris, kita dapat
menggunakan langkah ini misalnya dalam materi simple present tense. Guru dapat
mendeskripsikan “mouse”, siswa awalnya hanya mengetahui “mouse” adalah tikus,
lalu guru mendeskripsikan kata “deer” dan mereka mengetahuinya sebagai rusa,
kemudian guru kembali mendeskripsikan kembali dengan kata baru “ mousedeer”
maka pengetahuan awal siswa akan meningkat setelah mengetahui kata tersebut
yang dapat diartikan dengan “kancil”.
2.3.4
Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami
inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi
ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti
sari dari proses penyajian.
Langkah tersebut dapat digunakan dalam
pengajaran bahasa inggris dengan menyimpulkan rumus utama, dari beberapa
kalimat dalam teks deskriptif yang telah disampaikan dalam Guessing, dan
memberikan pertanyaan tentang kosakata apa saja yang belum dipahami siswa.
2.3.5
Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan
siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah
yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui
langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah
ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang
telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran
yang telah disajikan.
Dalam
pengajaran bahasa inggris, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk
mendeskripsikan sesuatu menggunakan tenses simple present. Baik berupa tulisan
atau persentasi di depan kelas.
2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
EKSPOSITORI
(SPE)
2.4.1
Kelebihan
Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini
disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1. Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
3.
Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang
suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
4.
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.4.2
Kekurangan
Di samping
memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di
antaranya:
1. Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2. Strategi ini
tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.n
3. Karena
strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta
kemampuan berpikir kritis.
4. Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi,
dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran
tidak mungkin berhasil.
Oleh karena
gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu, komunikasi satu
arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa
yang diberikan guru.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Aliran
psikologi belajar yang sangat mempengaruhi SPE adalah aliran belajar
behavioristik. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
1.
Strategi ekpositori dilakukan
dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
2.
Biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3.
Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
4.
Prinsip-prinsip penggunaan
Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip
komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan.
Adapun
prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin
dicapai, kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal
yang dapat mempengaruhi proses penyampaian.
Terdapat
juga keunggulan dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori, yaitu:
·
Keunggulan
1. Dengan SPE guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
2. SPE dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui SPE selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah)
tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligussiswa bisa melihat atau
mengobservasi.
4. SPE bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.
·
Kelemahan
1. SPE hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2. SPE tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan
gaya belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses: 26 maret 2014 pukul 19:30WIB
Diakses: 26 maret 2014 pukul 19:46WIB