KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ilmu Fisika dan
perkembangannya”
Sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah Ilmu alamiah Dasar (IAD) dengan
tepat waktu. Dan juga kami haturkan terima kasih pada Bapak M.Barkah Salim M.pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) Universitas
Muhammadiyah Metro yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Ilmu Fisika, dan
Periodisasi kemajuan Ilmu fisika. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan menambah wawasan
pembacanya.
Metro, 28
Mei 2013
Penyusun
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul
Daftar Nama Kelompok
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I(Pendahuluan)
A.
Latar
Belakang
1
B.
Rumusan
Masalah
1
BAB II
(Pembahasan)
2.1Sejarah
Perkembangan Ilmu Fisika
2
2.1.1 Periode Pertama 3
2.1.2 Periode Kedua 3
2.1.3 Periode Ketiga 4
2.1.4 PeriodeKeempat 4
2.1.1 Periode Pertama 3
2.1.2 Periode Kedua 3
2.1.3 Periode Ketiga 4
2.1.4 PeriodeKeempat 4
3.1 Ilmu Fisika
dari Masa ke Masa
5
3.1.1 Fisika Zaman Purba Kala 5
3.1.2 Tokoh-tokoh Fisika 6
3.1.1 Fisika Zaman Purba Kala 5
3.1.2 Tokoh-tokoh Fisika 6
3.2 Fisika
Klasik
7
3.2.1 Mekanika Klasik (Mekanika Newtonian) 7
3.2.2 Elektro Dinamika Klasik 8
3.2.3 Termodinamika Klasik 9
3.2.4 Teori Relativitas Umum 10
3.2.1 Mekanika Klasik (Mekanika Newtonian) 7
3.2.2 Elektro Dinamika Klasik 8
3.2.3 Termodinamika Klasik 9
3.2.4 Teori Relativitas Umum 10
3.3 Fisika
Modern
11
3.3.1 Relativitas Khusus 11
3.3.2 Efek Compton 11
3.3.1 Relativitas Khusus 11
3.3.2 Efek Compton 11
3.4 Penemuan
Baru Dibidang Sains
12
4.1
Perkembangan Ilmu Fisika Perspektif Islam
14
4.1.1 Pemikiran 18
4.1.2 Sumbangan Sang Ilmuan 19
4.1.1 Pemikiran 18
4.1.2 Sumbangan Sang Ilmuan 19
BAB III
(Penutup)
5.1 Kesimpulan
21
5.2 Saran-Saran
21
Daftar Pustaka
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Fisika adalah sains
atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan
mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai
dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang
dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang
ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai
hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar",
karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain)
mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya,
kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu
zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat
dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan
elektromagnetika.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami menentukan rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
- Sejarah Perkembangan Ilmu Fisika
- Ilmu Fisika Dari Masa Ke Masa
- Perkembangan Ilmu Fisika Perspektif Islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Fisika
Fisika dalam bahasa Yunani Physikos berarti
“Alamiah” dan Physis berarti “Alam dan fisika dapat diartikn sebagai
sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari
gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu dengan
kata lain ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang benda mati.Fisika
dalam bahasa inggris “Physic” ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang
dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan
hukum-hukum elemennya atau bisa juga diartikan dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi,
energi, ruang dan waktu.
Menurut Richtmeyer,
sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode yaitu:
2.1.1
Periode Pertama,
Dimulai dari zaman
prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai
fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama
ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya:
·
2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah
dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam
matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai
logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran,
koin (mata uang).
·
600 SM – 530 M: Perkembangan ilmu dan
teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi
sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan
ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah ada
Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai
tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum
hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai
sekarang.
·
530 M – 1450 M: Mundurnya tradisi sains di
Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini
terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest” karya
Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi
berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam
Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang
nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika
berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy) 1450 M- 1550: Ada publikasi teori
heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi
saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis.
2.1.2
Periode Kedua
Dimulai dari tahun
1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda
penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda
saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain: Kerja sama
antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet.
Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Dalam Mekanika selain
Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas,
Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange.
Dalam Fisika Panas ada
penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada
penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada
klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan
teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.
2.1.3
Periode Ketiga
Dimulai dari tahun
1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang
mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode
ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan
formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan
Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam Mekanika diformulasikan
Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum),Persamaan
gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika.
Dalam Fisika Panas
diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas
dan lain-lain. Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday,
Teori Maxwell dan lain-lain. Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang
cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.
2.1.4
Periode Keempat
Dimulai dari tahun
1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang
tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan
konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern.
Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup
masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas)
atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).
Teori Relativitas yang
dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah
kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar
dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang
diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger,
Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti,
partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam
pengembangan ilmu dan teknologi.
3.1Ilmu Fisika Dari Masa ke Masa
3.1.1 FISIKA ZAMAN
PURBAKALA
Sejak zaman purbakala,
orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak
ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang
berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk
Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan. Sejarah fisika
dimulai pada tahun sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan
suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak
saat itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini
tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika dan
filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke dunia sosial
masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat
dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan
akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan mulai
berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern.
3.1.2 Tokoh-tokoh fisika di zaman ini diantaranya :
a.
THALES (620-547 SM)
·
Saintis pertama. Sudah memahami pentingnya
prinsip-prinsip umum ketimbang kejadian-kejadian khusus/individual.
·
Orang pertama yang mengajarkan strukur
mikroskopik materi.
·
Air adalah elemen dasar alam. Segenap isi alam
semesta ini terbuat dari air.
· Gerakan larinya air
merupakan alasan dasar untuk seluruh gerakan.
· Menganggap materi dan
gaya sebagai satu kesatuan.
b.
ANAKSIMANDROSS (609-546 SM)
·
Murid dari Thales
·
Percaya bahwa alam diatur oleh suatu hukum.
Lebih percaya pada kekuatan fisis ketimbang kekuatan supernatural yang bikin
keteraturan di alam.
·
Entitas wujud alam semesta adalan apeiron.
·
Apeiron ini mirip dengan konsep
“kehampaan/vacuum”, sesutau yang tak jelas/tak tentu dalam ruang dan waktu.
·
Sudah punya gagasan evousi binatang melalui
mutasi, dan bukan melalui seleksi alam.
·
Hasil belajar dari Mesir, jam berdasarkan
bayangan sinar matahari dari suatu tongkat.
c.
ANAKSIMENES (585-525 bc)
·
Murid Anaksimandros
·
Udara/angin merupakan entitas wujud alam
semesta, ia yang mendasari segalanya.
·
Panas dan dingin menyebabkan udara menciptakan
suatu bentuk.
·
Bumi, matahari dan bintang adalah
cakram/piringan di atas udara.
d.
EMPEDOCLES (490-430 bc)
·
Entitas wujud di alam semesta terdiri atas 4
unsur: api, angin, air, tanah
·
Unsur-unsur 4 tersebut tidak bisa saling tukar
menukar satu sama lain.
·
Ada 2 kekuatan/gaya: centripetal
force of love dan centrifugal force of
strife. Ini yang bertanggung
jawab dalam interaksi unsur-usur tersebut.
·
Teori 4 unsur ini di adopsi Aristoteles dan
diyakini hingga abad renaisans.
·
Untuk membuktikan bahwa dia bisa abadi, dia
melompat ke kawah gunung api Etna.
e.
LEUCIPPOS (5th century bc)
·
Tak ada yang terjadi secara kebetulan tanpa
alasan, segalanya pasti punya tujuan.
·
Bapak Atomisme : entitas wujud adalah atom
·
Ada 2 entitas ang invariant (bhs Indonesia:
karar): atom dan kehampaan.
·
Segala sesuatu juga memiliki sifat
mendasar: perubahan dan gerak.
·
Biasanya disebut bersamaan dengan muridnya,
Democritus
3.2 FISIKA KLASIK
Pada zaman ini
pemahaman dibidang kefisikaan masih sempit dan perkembangannya tidak seluas
pada perkembangan konsep-konsep fisika modern. Contoh-contoh pemikiran pada
zaman ini adalah :
3.2.1
MEKANIKA KLASIK
(MEKANIKA NEWTONIAN)
Mekanika klasik
menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Dinamika partikel demikian,
ditunjukkan oleh hukum-hukum Newton tentang gerak, terutama oleh hukum kedua
Newton. Hukum ini menyatakan, "Sebuah benda yang memperoleh pengaruh gaya
atau interaksi akan bergerak sedemikian rupa sehingga laju perubahan waktu dari
momentum sama dengan gaya tersebut".
Hukum-hukum gerak
Newton baru memiliki arti fisis, jika hukum-hukum tersebut diacukan terhadap
suatu kerangka acuan tertentu, yakni kerangka acuan inersia (suatu kerangka
acuan yang bergerak serba sama - tak mengalami percepatan). Prinsip Relativitas
Newtonian menyatakan, "Jika hukum-hukum Newton berlaku dalam suatu
kerangka acuan maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam kerangka acuan lain
yang bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama".
Konsep partikel bebas
diperkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya atau interaksi
dari luar sistem fisis yang ditinjau (idealisasi fakta fisis yang sebenarnya).
Gerak partikel terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut (independen)
posisi titik asal sistem koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat
tersebut dalam ruang. Dikatakan, dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat
homogen dan isotropik. Jika partikel bebas bergerak dengan kecepatan konstan
dalam suatu sistem koordinat selama interval waktu tertentu tidak mengalami
perubahan kecepatan, konsekuensinya adalah waktu bersifat homogen.
3.2.2
ELEKTRODINAMIKA KLASIK
Elekrodinamika, sesuai
dengan namanya adalah kajian yang menganalisis fenomena akibat gerak elektron.
Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan kemagnetan. Kendati
elektrodinamika merupakan bagian dari fisika klasik, hukum-hukum
elektrodinamika yang dikompilasi oleh Maxwell ternyata sesuai dengan teori
Relativitas, salah satu pilar dari fisika modern. Teori elektromagnet membahas
medan elektromagnet, yaitu medan listrik dan medan
magnet . Kedua besaran ini berhubungan dengan rapat muatan dan rapat arus.
Bagian ini tidak akan mengulas secara rinci teori medan elektromagnet sebab
dapat diperoleh dalam kuliah khusus tentang elektrodinamika. Hal yang perlu
dikemukakan di sini adalah bahwa menurut Maxwell, medan listrik dan magnet
memenuhi persamaan.
Persamaan ini
mengungkapkan bahwa medan elektromagnet merambat dalam ruang dalam bentuk
gelombang dengan kecepatan tetap v. Maxwell adalah orang pertama yang
mengungkapkan bahwa gelombang EM pada jangkauan frekuensi tertentu adalah
gelombang cahaya. Sejak itu orang kemudian memahami bahwa gelombang EM meliputi
frekuensi sangat rendah seperti sinar tampak (frekuensi berkisar 4000 A -
7000A), hingga radiasi frekuensi tinggi seperti Sinar-X.
Dalam kajian optika dipahami bahwa cahaya memiliki berbagai sifat yang
menunjukkan bahwa konsep cahaya sebagai gelombang tidak esensial. Akan tetapi
guna menjelaskan secara lebih tepat mengenai gejala interferensi, khususnya difraksi, konsep cahaya sebagai gelombang adalah mutlak.
Pada prinsipnya fisika
klasik berpandangan bahwa materi terdiri atas partikel dan radiasi terdiri atas
gelombang. Pandangan ini menjadi acuan dalam menjelaskan gejala alam.
Contohnya, gaya yang dialami oleh partikel bermuatan seperti, elektron dan
proton, dengan massa masing-masing muatan listrik satu satuan,
berinteraksi melalui interaksi gravitasi (massa) dan elektromagnetik. Geraknya
dapat dijelaskan melalui Hukum Lorentz. Akan tetapi, teori klasik tidak mampu
menjelaskan bagaiman interaksi partikel ini dengan cahaya (radiasi).
3.2.3
TERMODINAMIKA KLASIK
Thermodinamika adalah
cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara panas dan bentuk-bentuk energi
lainnya. Michael A Saad dalam bukunya menerangkan Thermodimika merupakan sains
aksiomatik yang berkenaan dengan transformasi energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya . energi dan materi sangat berkaitan erat, sedemikian eratnya sehingga
perpindahan energi akan menyebabkan perubahan tingak keadaan materi tersebut.
Hukum pertama dari
termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dihilangkan namun berubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lainnya. Hukum
ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif dan tidak membatasi
arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataannya tidak ada kemungkinan terjadinya
proses dimana proses tersebut satu – satunya hasil dari perpindahan bersih
panas dari suatu tempat yang suhunya lebih rendah ke suatu tempat yang suhunya
lebih tinggi. Pernyataan yang mengandung kebenaran eksperimental ini di kenal
dengan hukum kedua termodinamika.
Keterbatasan
termodimika klasik. Termodinamika klasik menggarap keadaan sistem dari sudut
pandang makroskopik dan tidak membuat hipotesa mengenai struktur zat. Untuk
membuat analisa termodinamika klasik kita perlu menguraikan keadaan suatu
sistem dengan perincian mengenai karakteristik – karakteristik keseluruhannya
seperti tekanan , volume dan temperature yang dapat diukur secara lansung dan
tidak menyangkut asumsi – asumsi mengenai struktur zat.
Termodinamika klasik
tidak memperhatikan perincian, perincian suatu proses tetapi membahas keadaan –
keadaan kesetimbangan. Dari sudut pandang termodinamika jumlah panas yang
dipindahkan selama suatu proses hanyalah sama dengan beda antara perubahan
energi sistem dan kerja yang dilaksanakan., jelaslah bahwa analisa ini tidak
memperhatikan mekanisme aliran panas maupun waktu yang diperlukan untuk
memindahkan panas tersebut.
Termodinamika klasik
mampu menerangkan mengapa perpindahan panas dapat terjadi, namun termodinamika
klasik tidak menjelaskan bagaimana cara panas dapat berpindah. Kita mengenal
bahwa panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi.
3.2.4
TEORI RELATIVITAS UMUM
Einstein menyelesaikan teori relativitas umum pada 1915. Teori
relativitas umum menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak sesuai
dengan teori gerakan Newton. Menurut Newton, gravitasi dianggap sebagai
kekuatan penarik... Planet-planet bergerak mengelilingi matahari dalam bentuk
lingkaran elips karena matahari memiliki kekuatan gravitasi yang amat besar.
Tapi menurut Einstein, gravitasi tidak dianggap sebagai kekuatan penarik, tapi
lebih sebagai kekuatan eksterior yang merupakan konsekwensi dari ruang dan
waktu atau ruang-waktu. Rangkaian ruang-waktu empat-dimensi yang melengkung
seringkali dilukiskan seperti sebuah karet yang dimelarkan oleh benda
bermasa—bintang, galaksi, dll.
Benda bermassa seperti
matahari melengkungkan ruang-waktu di sekelilingnya dan planet-planet bergerak
di sepanjang jalur melengkungnya ruang-waktu. Einstein berkata: “materi
memberitahu ruang bagaimana cara melengkungkan/memelarkan dirinya; ruang
memberitahu materi cara bergerak”. Teori relativitas umum memprediksi dengan
tepat sampai pada tingkatan apakah sebuah sinar cahaya akan terbentang saat ia
lewat di dekat matahari. Kalau dipaksa menyimpulkan teori relativitas umum
dalam satu kalimat: Keberadaan ruang, waktu, dan gravitasi tidak terpisahkan
dari benda.
3.3
FISIKA MODERN
Fisika modern ini ditandai
dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para ilmuwan fisika, dimana pemikiran baru
ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik. Dengan
kelamahan-kelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan dan
menjawab berbagai permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika
klasik. Beberapa penemuan penting dalam zaman ini diantaranya :
3.3.1
RELATIVITAS KHUSUS
Hasil percobaan
Michelson Morley tidak dapat dijelaskan melalui Fisika Klasik. Maka Einstein
mengemukakan dua postulat relativitas khusus:
·
hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan
yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan
tetap satu terhadap
lainnya.
lainnya.
·
kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar
untuk semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
3.3.2
EFEK COMPTON
Pada efek fotolistrik,
cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit.
Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati
bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan sebutan
foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang
dikenal sebagai efek Compton.
Jika seberkas sinar-X
ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X akan mengalami
perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X menjadi lebih
besar. Gejala ini dikenal sebagai efek Compton, sesuai dengan nama penemunya,
yaitu Arthur Holly Compton.Sinar-X digambarkan sebagai foton yang bertumbukan
dengan elektron (seperti halnya dua bola bilyar yang bertumbukan). Elektron
bebas yang diam menyerap sebagian energi foton sehingga bergerak ke arah
membentuk sudut terhadap arah foton mula-mula. Foton yang menumbuk elektron pun
terhambur dengan sudut θ terhadap arah semula dan panjang
gelombangnya menjadi lebih besar. Perubahan panjang gelombang foton setelah
terhambur. Dimana m adalah massa diam elektron, c adalah
kecepatan cahaya, dan h adalah konstanta Planck.
3.4
PENEMUAN BARU DI BIDANG SAINS
Belum lama berselang,
suatu berita besar iptek muncul dari sebuah konperensi fisika “Neutrino 98″
yang berlangsung di Jepang. Neutrino, salah satu partikel dasar yang jauh lebih
kecil daripada elektron, ternyata memiliki massa, demikian laporan dari suatu
tim internasional yang tergabung dalam eksperimen Super-Kamiokande.
Tim ahli-ahli fisika
yang terdiri dari kurang lebih 120 orang dari
berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang.
berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang.
Jika laporan ini
terbukti benar dan dapat dikonfirmasi kembali oleh tim
lainnya maka akan membawa dampak yang sangat luas terhadap beberapa teori fisika, terutama pembahasan mengenai interaksi partikel dasar, teori asal mula daripada alam semesta ini serta problema kehilangan massa (missing mass problem) maupun teori neutrino matahari.
lainnya maka akan membawa dampak yang sangat luas terhadap beberapa teori fisika, terutama pembahasan mengenai interaksi partikel dasar, teori asal mula daripada alam semesta ini serta problema kehilangan massa (missing mass problem) maupun teori neutrino matahari.
Neutrino, atau neutron
kecil, adalah suatu nama yang diberikan oleh fisikawan dan pemenang hadiah
Nobel terkenal dari Jerman: Wolfgang Pauli. Neutrino adalah partikel yang sangat
menarik perhatian para fisikawan karena kemisteriusannya. Neutrino juga
merupakan salah satu bangunan dasar daripada alam semesta yang bersama-sama
dengan elektron, muon, dan tau, termasuk dalam suatu kelas partikel yang
disebut lepton. Lepton bersama-sama dengan enam jenis partikel quark adalah
pembentuk dasar semua benda di alam semesta ini.
Ditemukan secara
eksperimental pada tahun 1956 (dalam bentuk anti partikel) oleh Fred Reines
(pemenang Nobel fisika tahun 1995) dan Clyde Cowan, neutrino terdiri dari 3
rasa (flavor), yakni: neutrino elektron, neutrino mu dan neutrino tau. Neutrino
tidak memiliki muatan listrik dan selama ini dianggap tidak memiliki berat,
namun neutrino memiliki antipartikel yang disebut antineutrino. Partikel ini
memiliki keunikan karena sangat enggan untuk berinteraksi. Sebagai akibatnya,
neutrino dengan mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat
sulit untuk dideteksi.
Diperkirakan neutrino
dalam jumlah banyak terlepas dari hasil reaksi inti pada matahari kita dan
karenanya diharapkan dapat dideteksi pada laboratorium di bumi. Untuk
mengurangi pengaruh distorsi dari sinar kosmis, detektor neutrino perlu ditaruh
di bawah tanah. Dengan mempergunakan tangki air sebanyak 50 ribu ton dan
dilengkapi dengan tabung foto (photomultiplier tube) sebanyak 13 ribu buah, tim
Kamiokande ini menemukan bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa.
Karena bisa berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki
massa.
Penemuan ini sangat
kontroversial karena teori fisika yang selama ini kerap dipandang sebagai teori
dasar interaksi partikel, yakni disebut teori model standard, meramalkan bahwa
neutrino sama sekali tidak bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti
benar maka boleh jadi akan membuat teori model standard tersebut harus
dikoreksi.
Penemuan neutrino
bermassa juga mengusik bidang fisika lainnya yakni kosmologi. Penemuan ini
diduga dapat menyelesaikan problem kehilangan massa pada alam semesta kita ini
(missing mass problem). Telah sejak lama para ahli fisika selalu dihantui dengan
pertanyaan: Mengapa terdapat perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta?
Jika berat daripada bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam
lainnya dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada
berat keseluruhan alam semesta.
Para ahli fisika
menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak
kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori semacam ini memiliki kelemahan karena partikel unik yang diteorikan tersebut belum pernah berhasil ditemukan.
kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori semacam ini memiliki kelemahan karena partikel unik yang diteorikan tersebut belum pernah berhasil ditemukan.
Dari hasil penemuan
tim Kamiokande ini dapat disimpulkan bahwa ternyata
partikel unik tersebut tidak lain daripada neutrino yang bermassa.
partikel unik tersebut tidak lain daripada neutrino yang bermassa.
4.1 Perkembangan Ilmu Fisika Perspektif
Islam
Kaum muslimin meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan berasal
dari Allah. dan Al-Qur'an merupakan Kalamullah.Pengetahuan tentang zat, energi,
ruang waktu dan interaksi benda-benda di alam ini sering disebut dengan fisika.
Untuk ilusterasi ada 3 contoh disini :
1. Teori bahwa bumilah yang pusat tata surya (geosentris),
bahkan alam semesta , karena di Al Qur'an tidak pernah menyebutkan ada ayat
menyatakan bumi beredar, tetapi matahari, bulan, dan bintanglah yg beredar (QS
13:2, 14:33). Teori ini bahkan didukung seorang syeikh terkemuka dari Arab
Saudi, yg memfatwakan bahwa percaya kepada teori heliosentris bisa
menjerumuskan pada kemusrikan
2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai
pembangkit energi yg tak ada habisnya, dengan dalil QS 57:25 yang menyatakan
bahwa Allah menciptakan besi yg di dalamnya terdapat kekuatan yang hebat, yang
ia tafsirkan sebagai energi.
3.
Teori 7 lapis atmosfir, karena
dikatakan hujan turun dari langit QS 35:27 sedangkan Allah menciptakan tujuh
langit QS 41:12, sehingga hujan itu terjadi pada lapis langit pertama.
Dengan melihat teori dan klaim tersebut, sepertinya mereka
mengulang apa yg pernah dilakukan kaum mutakalimin (Pencipta filsafat) di amsa
lalu, yg mencari-cari suatu kesimpulan hanya berdasarkan asumsi, sekalipun
asumsi itu berasal dari suatu ayat Qur'an yg ditafsirkan secara subyektif.Tentu
saja, cara berpikir mutakalimin seperti ini tidak pernah menghasilkan terobosan
ilmiah yang hakiki, apalagidapat dipakai untuk keperluan praktis.
Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah
orang-orang yang dididik dari awal dengan aqidah Islam, rata-rata mereka hapal
Qur'an sebelum baligh. Mereka sangat memahami bahwa alam memiliki
hukum-hukumnya yang obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yag
sabar melakukan pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.
Ibnu Al-Haytsam (al-Hazen) adalah pioner modern ketika
menerbitkan bukunya pada tahun 1021 M.Dia menemukan bahwa proses melihat adalah
jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang
sejak zaman Aristoteles. Dalam kitabnya Al-Haytsam menunjukkan berbagai cara
untuk membuat teropong dan juga kamera sederhana (Camera obscura).
Perlu diketahui bahwa al-haytsam melakukan eksperimen
optiknya pada saat ia mengalami tahanan rumah, setelah gagal memenuhi tugas
Amir Mesir untuk mewujudkan proyek bendungan sungai Nil.Dia baru dilepas
setelah penemuan optiknya dinilai impas untuk investasi yg telah dikeluarkan
sang Amir.
Ibn al-Haytsam juga memulai suatu tradisi metode ilmiah
untuk menguji sebuah hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes yg dianggap
bapak metode ilmiah eropa di zaman rennaisance.Metode ilmiah Ibn al-haytsam
dimulai dari pengamatan empiris, perumusan masalah, formulasi hipotesisi,uji
hipotesis,dgn eksperimen,analisis hasil eksperimen,interprestasi data dan
formulasi kesimpulan, dan diakhiri dengan publikasi.
Publikasi kemudian dinilai dengan peer-review yg
memungkinkan setiap orang melacakdan bila perlu mengulangiapa yg dikerjakan
seorang peneliti.Proses peer review telah mjd tradisi dalam dunia medis sejak
Ishaq bin Ali al Rahwi (854-931 M) Ibnu Sina atau Avecenna (980-1037 M) setuju
bahwa kecepatan cahaya pasti terbatas.Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) juga
menemukan bahwa cahaya jauh lebih cepat dari suara. Qutubuddin al-Syirazi
(1236-1320) dan Kamaluddin al-Farisi (1260-1320) memberi penjelasan pertama
yang benar pada fenomena pelangi.
”Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Begitulah Charles C
Jilispe, editor Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis
Muslim, al-Khazini. Para sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran
Bizantium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak,
ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M – itu telah
memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama
dalam fisika dan astronomi. al-Khazini merupakan saintis Muslim serbabisa yang
menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat.
Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang
zaman. al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting
dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi
potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi.
“Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah
mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis
terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul
”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography
Volume VII.
Sejatinya, al-Khazini bernama lengkap Abdurrahman al-Khazini.
Menurut Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk “Multicultural
Perspectives in Science Education: One Prescription for Failure”, sang
ilmuwan hidup di abad ke-12 M. ”Dia berasal dari Bizantium atau Yunani,” tutur
Klotz. al-Khazini menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam
itu menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar Konstantinopel, Romanus IV Diogenes.
Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah metropolitan
terkemuka pada Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Sebagai
seorang budak, nasib al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang bernama
al-Khazin, ia diberi pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematika dan
filsafat.
Tak cuma itu, al-Khazini juga dikirimkan untuk belajar pada
seorang ilmuwan dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang
guru, dia mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat. Menurut Boris
Rosenfeld (1994) dalam bukunya “Abu’l-Fath Abd al-Rahman al-Khazini,
saat itu Omar Khayyam juga menetap di kota Merv.Berbekal otak yang encer,
al-Khazini pun kemudian menjelma menjadi seorang ilmuwan berpengaruh. Ia
menjadi seorang matematikus terpandang yang langsung berada di bawah
perlindungan, Sultan Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya, kisah
dan perjalanan hidup al-Khazini tak banyak terekam dalam buku-buku sejarah.
Salah Zaimeche PhD (2005) dalam bukunya berjudul Merv
menuturkan, al-Khazini adalah seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski
kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh, ia tak silau dengan kekayaan.
Menurut Zaimeche, al-Khazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar
1.000 keping emas (dinar) dari seorang istri Emir Seljuk. ”Ia hanya
merasa cukup dengan uang tiga dinar dalam setahun,” papar Zaimeche.
Para
sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat
dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes,
Al-Quhi, Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu,
pemikiran al-Khazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia
Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini
adalah Gregory Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M.
4.1.1 Pemikiran
Kontribusi penting lainnya yang
diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah
atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu
mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini
menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang
keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau
ilmu keseimbangan dan hidrostatika.
Selain menjelaskan pemikirannya
tentang teori-terori itu, al-Khazani juga menguraikan perkembangan ilmu itu
dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya. Dalam bukunya itu,
al-Khazini juga menjelaskan beberapa peralatan yang diciptakan ilmuwan
pendahulunya seperti araeometer buatan Pappus serta pycnometer flask yang
diciptakan al-Biruni.
Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah
karya ilmiah Muslim yang paling esensial tentang mekanika dan hidrostatika, dan
terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam buku itu pula, al-Khazini
mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian obyek
sampai ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut K Ajram
dalam The Miracle of Islamic Science hanya tercapai pada abad ke 20 M.
Al-Biruni and al-Khazini merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali
mengembangkan metode ilmiah dalam bidang ilmu keseimbangan atau statika dan
dinamika. Metode itu dikembangkan untuk menentukan berat yang didasarkan pada
teori kesembangan dan berat. Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan
ilmu statika dan dinamika ke dalam ilmu baru bernama mekanika.
Al-Khazini wafat pada abad ke-12 M.
Meski begitu, pemikiran-pemikiran yang telah diwariskannya bagi peradaban dunia
hingga kini masih tetap abadi dan dikenang. heri ruslan/desy susilawati
4.1.2 Sumbangan Sang Ilmuwan
Al-Khazini sungguh luar biasa.
Ilmuwan Muslim dari abad ke-12 M itu tak hanya mencetuskan sejumlah teori
penting dalam fisika dan astronomi. Namun, dia juga berhasil menciptakan
sejumlah peralatan penting untuk penelitian dan pengembangan astronomi. Ia
berhasil menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat
penting.
Ketujuh peralatan yang diciptakannya
itu dituliskannya dalam Risala fi’l-alat atau Manuskrip tentang
Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah triquetrum, dioptra,
perlatan segi tiga, quadran dan sektan, astrolab serta peralatan asli tentang
refleksi.
Selain berjasa mengembangkan fisika
dan astronomi, al-Khazimi juga turut membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara
khusus, dia menulis tentang evolusi dalam kimia dan biologi. Dia membandingkan
transmutasi unsur dengan transmutasi spesies.
Secara khusus, al-Khazini juga
meneliti dan menjelaskan definisi ”berat”. Menurut dia, berat merupakan gaya
yang inheren dalam tubuh benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka bergerak,
dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap
pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan
benda yang bersangkutan.
Al-Khazini juga mempunyai gagasan
mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat
spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan
membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat
bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya.
Al-Khazini pun telah banyak
melakukan observasi mengenai kapilaritas dan menggunakan aerometer untuk
kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair, teori tentang tuas
(pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk
pengukuran waktu.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk menutup
uraian diatas penulis perlu mengemukakan beberapa kesimpulan :
1. Fisika adalah sains
atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas mempelajari gejala alam yang
tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.
2. Fisika mempelajari
aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap
prinsip-prinsip dan hukum-hukum elemennya atau bisa juga diartikan dengan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum
yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu.
3. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan ilmu alam yang bertujuan untuk kepentingan pribadi atau
kelompok, tanpa menghiraukan kepentingan orang lain, bertentangan dengan tujuan
ajaran Islam.
5.2 Saran-saran
Kalau orang Diluar Islam saja dapat
menemukan kebenaran ilmiah tentang Islam melalui pengamatannya terhadap
sunnatullah ini masuk Islam maka orang Islam yang mendalami sains atau ilmu
fisika dapat menghantarkan mereka ketingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi.
Oleh karena itu sebagai seorang mahasiswa hendaklah kita selalu belajar dan
berinovasi dengan selalu didasarkan oleh Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman
sekaligus sebagai filter dari Ilmu pengetahuan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, A, Islam Dan Ilmu
Pengetahuan Modern, penerbit Pustaka, Jakarta, cet. I, 1983.
Arsyad M. Natsir, Ilmuan Muslim
Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I, 1989.
Hilmi, Ahmad
Kamal al-Din, al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar al-Buhus
al-Ilmiyah, Kuwait, 1975.
Hitti, Philip
K., The Arabs A Short History, diterjemahkan oleh Ushuluddin Hutagalung,
Dunia Arab, Sumur Bandung, Bandung, cet. III, t. th.
Mattulada, A, Ilmu-Ilmu
Kemasyaiaan (Humaniora) Tantangan, Harapan-harapan Dalam Pembangunan,
UNHAS, 1991.
Madjid, Nurcholish, Reaktualisasi
Nilai-Nilai Kultural Dalam Proses Transformasi Masyarakat, Simposium
nasional ICHI, Malang, 6-8 Desember 1990.
Shihab,
M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, cet. II, 1992.
Dr.Ing.Fahmi
Amhar . Fisikawan Islam Mendahului Zaman. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbagi tidak berdosa, Kecuali Berbagi Istri.